Monday, July 28, 2014

SULFONASI(Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat, -SO3H, ke dalam suatu molekul ataupun ion.)


SULFONASI /SULFONATION

(COPYRIGHT -ALL RIGHTS RESERVED)

Sulfonasi adalah reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat, -SO3H, ke dalam suatu molekul ataupun ion. Pada saat penambahan anilin ke dalam asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi yaitu suatu reaksi substitusi yang mensubstitusikan atom hidrogen dengan gugus asam sulfonat (SO3H) pada molekul organik melalui ikatan kimia pada atom karbonnya.
Sulfonation is a chemical reaction that involves the incorporation of sulfonic acid groups, -SO3H, into a molecule or ion. At the time of the addition of aniline in sulfuric acid sulfonation reaction is a substitution reaction that substituting a hydrogen atom with a sulfonic acid group (SO3H) in the organic molecules through chemical bonds on the carbon atoms.
     Reaksi/Reaction
C6H5(NH2) + H2SO4 → C6H4(NH2) SO3H

Bahan Produk/Product Ingredients
   
       ASAM SULFANIL/SULFANILIC ACID
Asam sulfanilat adalah senyawa golongan asam kuat yang sering digunakan untuk bahan baku pembuatan obat-obatan. Asam Sulfanilat adalah bubuk abu-abu terang atau kristal; sedikit larut dalam air, alkohol, dan eter, dan larut dalam air panas. Asam sulfanil merupakan produk hasil proses sulfonasi yang merupakan asam organic dari golongan Asam sulfonat atau sering juga dibuat asam p-amino benzene sulfonat atau asam sulfanilat dan diperoleh dari aniline dan asam sulfat pekat.
Asam sulfanil dipandang sebagai ion Amfoter (zat yang mapu menunjukkan sifat asam maupun basa).

Sulfanilic acid is a strong acid class of compounds are often used as raw material for the manufacture of drugs. Sulfanilic acid is a light gray powder or crystals; slightly soluble in water, alcohol, and ether, and soluble in hot water. Sulfanil acid is a product of the sulfonation process of the organic acid or sulfonic acid groups are also often made ​​of p-amino acid or benzene sulfonic acid and sulfanilic obtained from aniline and sulfuric acid. 
Acid sulfanil regarded as amphoteric ion (substances that indicate the nature mapu acidic or alkaline).

Asam Sulfonat bereaksi terurai sebellum mencair pada suhu 300 . dan tidak dapat larut dalam pelarut organic maka Asam Sulfanil dapat dipandang sebagai ion amfoter.
Sulfuric acid reacts decomposes before melting at 300. and insoluble in organic solvents, the acid can be seen as Sulfanil amphoteric ions.
v  Sifat Fisis Asam Sulfanil
1.      Pada suhu kamar berbentuk kristal padat yang berwarna putih.
2.      Merupakan golongan asam yang sangat kuat.
3.      Memiliki sifat higroskopis yaitu mudah menyerap air untuk masuk ke dalam molekul-molekulnya.
4.      Berat molekul : 173,19
5.      Titik cair : 288°C
6.      Titik didih : 172-187°C
7.      Mudah larut dalam air panas dan pelarut polar lainnya
8.      Berbentuk Kristal berwarna putih (dalam keadaan murni)
9.      Tidak dapat larut dalam pelarut organic, larut dalam pelarut anorganik
10.  Larut dalam air dingin pada suhu -5
11.  Terurai dalam (sebelum mencair pada suhu 300 , terbentuk pada 180-190 .

v  Sifat Kimia Asam Sulfanil
1.      Merupakan turunan benzene
2.      Bersifat Amfoter
3.      Cenderung merupakan Asam Sulfat
4.      Dihasilkan dari Anilin dengan
5.      Asam kuat berbasa I dapat mementuk garam.

v  Kegunaan Asam Sulfanil
1.         Digunakan sebagai katalis dalam industry.
2.         Dapat digunakan sebagai detergent atau sebagai zat pengemulsi.
3.         Sebagai zat pendamar ion.
4.         Sebagai zat perantara untuk dyes (bahan celup),pestisida ( untuk membunuh kuman).
5.         Sebagai bahan dasar dalam industri farmasi
6.         Bidang industry batik sebagai zat warna
7.         Digunakan dalam Industry Farmasi :Obat Kloromin, Tiokol, Sakarin.

 Metode Proses
1.                  Kristalisasi:
Kristalisasi adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.
a)         Pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang dratis dengan menurunnya temperatur, kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan pendinginan larutan panas yang jenuh.
b)         Pemanasan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang sedikit dengan menurunnya suhu. Kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan penguapan sebagian pelarut.
c)         Pemanasan dan Pendinginan
Metode ini merupakan gabungan dari dua metode diatas. Larutan panas yang Jenuh dialirkan kedalam sebuah ruangan yang divakumkan. Sebagian pelarut menguap, panas penguapan diambil dari larutan itu sendiri, sehingga larutan menjadi dingin dan lewat jenuh. Metode ini disebut kristalisasi vakum. 
d)         Penambahan bahan (zat) lain.
Untuk pemisahan bahan organic dari larutan seringkali ditambahkan suatu garam. Garam ini larut lebih baik daripada bahan padat yang dinginkan sehinga terjadi desakan dan membuat baha padat menjadi terkristalisasi.
1.        Dalam keadaan cair atom-atom tidak memiliki susunan teratur dan selalu mudah bergerak, temperaturnya relative lebih tinggi dan memiliki energi yang cukup untuk mudah bergerak.
2.        Dengan turunnya temperatur maka energi atom aka semakin rendah, makin sulit bergerak dan mulai mengatur kedudukannya relatif terhadap atom lain, mulai membentuk inti kristal pada tempat yang relative leih tinggi.
3.        Inti akan menjadi pusat kristalisasi, dengan makin turun temperature makin banyak atom yang ikut bergabung dengan inti yang sudah ada atau membentuk inti baru. 

  Herkristalisasi atau Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap (Arsyad, 2001).
Rekristalisasi merupakan metode yang sangat penting untuk pemurnian komponen larutan organic. Ada tujuh metode dalam rekristalisasi yaitu: memilih pelarut, melarutkan zat terlarut, menghilangkan warna larutan, memindahkan zat padat, mengkristalkan larutan, mengumpul dan mencuci kristal, mengeringkan produknya (hasil) (Williamson, 1999).

Kelebihan dan Kekurangan Metode Proses
A.       Kelebihan :
·         Kristal yang didapat lebih murni (bentuknya seperti jarum)
·         Dalam metode pengkristalan. Larutannya harus superheated.
·         Dijaga temperature 180-190  agar kristal dapat terbentuk saat diherkristalisasi.
·         Setelah dipanaskan di karbon aktif, larutan di letakkan di saringan pemanas dan diberi norit agar kristal masih terendap di bawah.
·         Setelah dimasukkan dengan Es, Kristal mudah terbentuk.
·         Saat Herkristalisasi, pemberian norit  yang menghilangkan kotoran kotoran yang ada sehingga memperoleh kristal yg putih mengkilap seperti jarum kecil.

B.       Kekurangan :
·            Jika suhu tidak dijaga 180-190 maka tidak akan terbentuk metode kristalisasi.
·            Jika pengadukan norit tidak merata maka norit akan terbawa saat pengkristalan warna putih mengkilap yang seharusnya berubah menjadi warna ungu keputih-putihan.
Pemanasan yang terlalu lama akan mengakibatkan kertas saring terbakar sehingga berat kertas saring berkurang dan hasil rendemen berkurang

No comments:

Post a Comment