SULFONASI /SULFONATION
(COPYRIGHT -ALL RIGHTS RESERVED)
Sulfonasi adalah
reaksi kimia yang melibatkan penggabungan gugus asam sulfonat, -SO3H,
ke dalam suatu molekul ataupun ion. Pada saat penambahan anilin ke dalam
asam sulfat terjadi reaksi sulfonasi yaitu suatu
reaksi substitusi yang mensubstitusikan atom hidrogen dengan gugus asam sulfonat (SO3H)
pada molekul organik melalui ikatan kimia pada atom karbonnya.
Sulfonation is a chemical reaction that involves the incorporation of sulfonic acid groups, -SO3H, into a molecule or ion. At the time of the addition of aniline in sulfuric acid sulfonation reaction is a substitution reaction that substituting a hydrogen atom with a sulfonic acid group (SO3H) in the organic molecules through chemical bonds on the carbon atoms.
Reaksi/Reaction
C6H5(NH2)
+ H2SO4 → C6H4(NH2) SO3H
Bahan
Produk/Product Ingredients
ASAM SULFANIL/SULFANILIC ACID
Asam
sulfanilat adalah senyawa golongan asam kuat yang sering digunakan untuk bahan
baku pembuatan obat-obatan. Asam
Sulfanilat adalah bubuk abu-abu
terang atau kristal; sedikit larut dalam air, alkohol, dan eter, dan larut
dalam air panas. Asam sulfanil merupakan produk hasil proses sulfonasi yang
merupakan asam organic dari golongan Asam sulfonat atau sering juga dibuat asam
p-amino benzene sulfonat atau asam sulfanilat dan diperoleh dari aniline dan
asam sulfat pekat.
Asam sulfanil dipandang sebagai ion Amfoter (zat yang mapu
menunjukkan sifat asam maupun basa).
Sulfanilic acid is a strong acid class of compounds are often used as raw material for the manufacture of drugs. Sulfanilic acid is a light gray powder or crystals; slightly soluble in water, alcohol, and ether, and soluble in hot water. Sulfanil acid is a product of the sulfonation process of the organic acid or sulfonic acid groups are also often made of p-amino acid or benzene sulfonic acid and sulfanilic obtained from aniline and sulfuric acid.
Acid sulfanil regarded as amphoteric ion (substances that indicate the nature mapu acidic or alkaline).
Asam Sulfonat bereaksi terurai sebellum mencair pada suhu 300
. dan tidak dapat larut dalam pelarut organic maka Asam Sulfanil dapat
dipandang sebagai ion amfoter.
Sulfuric acid reacts decomposes before melting at 300. and insoluble in organic solvents, the acid can be seen as Sulfanil amphoteric ions.
v
Sifat Fisis Asam Sulfanil
1. Pada suhu kamar berbentuk kristal
padat yang berwarna putih.
2. Merupakan golongan asam yang sangat
kuat.
3. Memiliki sifat higroskopis yaitu
mudah menyerap air untuk masuk ke dalam molekul-molekulnya.
4. Berat molekul : 173,19
5. Titik cair : 288°C
6. Titik didih : 172-187°C
7. Mudah larut dalam air panas dan
pelarut polar lainnya
8. Berbentuk Kristal berwarna putih
(dalam keadaan murni)
9. Tidak dapat larut dalam pelarut
organic, larut dalam pelarut anorganik
10. Larut dalam air dingin pada suhu -5
11. Terurai dalam (sebelum mencair pada
suhu 300
, terbentuk pada 180-190
.
v
Sifat Kimia Asam Sulfanil
1. Merupakan turunan benzene
2. Bersifat Amfoter
3. Cenderung merupakan Asam Sulfat
4. Dihasilkan dari Anilin dengan
5.
Asam kuat berbasa I dapat mementuk garam.
v
Kegunaan Asam Sulfanil
1.
Digunakan sebagai katalis dalam industry.
2.
Dapat digunakan sebagai detergent atau sebagai zat
pengemulsi.
3.
Sebagai zat pendamar ion.
4.
Sebagai zat perantara untuk dyes (bahan celup),pestisida (
untuk membunuh kuman).
5.
Sebagai bahan dasar dalam industri farmasi
6.
Bidang industry batik sebagai zat warna
7.
Digunakan dalam Industry Farmasi :Obat Kloromin, Tiokol,
Sakarin.
Metode Proses
1. Kristalisasi:
Kristalisasi adalah proses pembentukan
bahan padat dari pengendapan larutan, melt (campuran leleh), atau lebih jarang pengendapan
langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik
pemisahan kimia antara bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase kristal padat.
a)
Pendinginan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya
berkurang dratis dengan menurunnya temperatur, kondisi lewat jenuh dapat
dicapai dengan pendinginan larutan panas yang jenuh.
b)
Pemanasan
Untuk bahan-bahan yang kelarutannya berkurang
sedikit dengan menurunnya suhu. Kondisi lewat jenuh dapat dicapai dengan
penguapan sebagian pelarut.
c)
Pemanasan dan Pendinginan
Metode ini merupakan gabungan dari
dua metode diatas. Larutan panas yang Jenuh dialirkan kedalam sebuah ruangan
yang divakumkan. Sebagian pelarut menguap, panas penguapan diambil dari larutan
itu sendiri, sehingga larutan menjadi dingin dan lewat jenuh. Metode ini
disebut kristalisasi vakum.
d)
Penambahan bahan (zat) lain.
Untuk pemisahan bahan organic dari larutan seringkali
ditambahkan suatu garam. Garam ini larut lebih baik daripada bahan padat yang
dinginkan sehinga terjadi desakan dan membuat baha padat menjadi
terkristalisasi.
1.
Dalam keadaan cair atom-atom tidak memiliki susunan teratur
dan selalu mudah bergerak, temperaturnya relative lebih tinggi dan memiliki
energi yang cukup untuk mudah bergerak.
2.
Dengan turunnya temperatur maka energi atom aka semakin
rendah, makin sulit bergerak dan mulai mengatur kedudukannya relatif terhadap
atom lain, mulai membentuk inti kristal pada tempat yang relative leih tinggi.
3.
Inti akan menjadi pusat kristalisasi, dengan makin turun
temperature makin banyak atom yang ikut bergabung dengan inti yang sudah ada
atau membentuk inti baru.
Herkristalisasi atau Rekristalisasi
Rekristalisasi merupakan salah satu
cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat-zat tersebut atau
zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan
kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala
suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari
konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang
rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan
mengendap (Arsyad, 2001).
Rekristalisasi merupakan metode yang
sangat penting untuk pemurnian komponen larutan organic. Ada tujuh metode dalam
rekristalisasi yaitu: memilih pelarut, melarutkan zat terlarut,
menghilangkan warna larutan, memindahkan zat padat, mengkristalkan larutan,
mengumpul dan mencuci kristal, mengeringkan produknya (hasil) (Williamson,
1999).
Kelebihan
dan Kekurangan Metode Proses
A. Kelebihan
:
·
Kristal yang didapat lebih murni
(bentuknya seperti jarum)
·
Dalam metode pengkristalan. Larutannya
harus superheated.
·
Dijaga temperature 180-190
agar kristal dapat terbentuk saat
diherkristalisasi.
·
Setelah dipanaskan di karbon aktif,
larutan di letakkan di saringan pemanas dan diberi norit agar kristal masih
terendap di bawah.
·
Setelah dimasukkan dengan Es, Kristal
mudah terbentuk.
·
Saat Herkristalisasi, pemberian
norit yang menghilangkan kotoran kotoran
yang ada sehingga memperoleh kristal yg putih mengkilap seperti jarum kecil.
B. Kekurangan :
·
Jika suhu tidak dijaga 180-190 maka
tidak akan terbentuk metode kristalisasi.
·
Jika pengadukan norit tidak merata maka
norit akan terbawa saat pengkristalan warna putih mengkilap yang seharusnya
berubah menjadi warna ungu keputih-putihan.
Pemanasan
yang terlalu lama akan mengakibatkan kertas saring terbakar sehingga berat
kertas saring berkurang dan hasil rendemen berkurang